Jumat, 04 Februari 2011

SEJARAH VALENTINE'S DAY









The World Book Encyclopedia ( 1998 ) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day :
“Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine’s Day probably came from a combination of all three of those sources–plus the belief that spring is a time for lovers.”

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998).

Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998).

Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta’ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!

Saudaraku, itulah sejarah Valentine’s Day yang sebenarnya, yang seluruhnya tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga menyambut Hari Valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya?. Bila demikian, sangat disayangkan banyak teman-teman kita remaja putra-putri Islam yang terkena penyakit ikut-ikutan mengekor budaya Barat dan acara ritual agama lain. Padahal Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabnya” (Al Isra’ : 36).

Nb: Hukum merayakan valentine insyaAllah menyusul :)

Sumber : http://mardee19.wordpress.com/2008/01/28/sejarah-valentine%E2%80%99s-day/

Rabu, 02 Februari 2011

Menjadi "Band-Aid"




by Hikmawan Saefullah a.k.a Indra Papap

Satu kesalahan yang sering dilakukan seorang pecinta ketika jatuh cinta ialah membiarkan tatapan mata dan hatinya terjerat hanya pada satu fokus dari realitas abstrak kekasih yang dipujanya;

Dan dari kesalahan itu, evaluasi cinta berkobar dan berkoar:
lihatlah diri manusia itu, baik laki-laki atau perempuan, sebagai suatu keseluruhan yang utuh,
bagaikan rumah yang ingin engkau beli; jika engkau melihatnya indah, jangan engkau terfokus pada keindahan rumah itu sendiri. Lihatlah apakah disisinya ada sebuah kuburan? Jika tidak ada, mungkin rumah indah itu sendiri berdiri di atas kuburan...

Lihatlah manusia yang engkau cinta secara keseluruhan; sebagai makhluk sosial yang dibentuk oleh berbagai peristiwa sejarah; keluarga, agama, budaya, norma, pengalaman cinta, dan pandangan hidup.Mencintai sang kekasih bukan berarti mengubah semua yang telah menjadi identitas dari dirinya, melainkan mencari titik temu atau peleburan diri dari dua entitas yang terpisah - tidak mudah...

Kebanyakan para pecinta ingin merubah kekasihnya menjadi orang yang dikehendaki oleh dirinya, atau sebaliknya; merubah dirinya agar dicintai oleh kekasihnya; ini menanggalkan keunikan suatu esensi diri yang berakibat pada suatu konsekuensi disparity: rasakan dan saksikanlah pahitnya perpisahan yang akan datang cepat atau lambat di masa yang akan datang...

Mari sekarang kita beranalogi tentang mencinta pada pandangan pertama;
Setiap pecinta selalu mempunyai luka yang kadang-kadang masih terbuka, basah dan menganga,
Seorang yang asing dan diburu ingin bercinta cenderung tidak ingin melihat luka dan ingin segera dicinta kekasih yang dipujanya - ia tak tertarik dengan sejarah yang dimiliki oleh kekasihnya;

ia hanya tertarik pada apa yang diharapkan dapat dibangun oleh dirinya bersama kekasihnya;
idealisme semu dan harapan utopia; membangun istana kehidupan, menyebrangi samudera yang luas, dan menjelajahi hutan yang buas!

Kekasih yang terluka membutuhkan obat untuk menyembuhkan lukanya,
Jika lukanya masih basah dan getih masih tampak mengucur, ia berharap ada sebuah perban atau band-aid untuk menutupi luka yang sedang diobatinya,

Kekasih yang patah hati selalu dihantui oleh kesedihan dan kesendirian; ia membutuhkan kawan bermain,
sebersit tampak seperti kebersamaan, tapi sadarkah engkau yang menemani sang kekasih yang patah hati, bahwa sebenarnya engkau hanya sekedar "perban" atau "band-aid" bagi dirinya?
engkau dibutuhkan ketika dirinya terluka tapi akan dibuang ketika lukanya sudah mengering...

engkau mungkin merasa istimewa karena rela bertahan dan berkorban demi yang dicinta,
tapi akankah yang dicinta memberikanmu keistimewaan yang sama atau hanya menggunakanmu sekedar sebagai obat penghapus lara?

Dan engkau yang menjadikan para pecinta sebuah "perban" atau "band-aid", kapankah engkau menyadari bahwa mereka para pecinta mempunyai hati dan jiwa selayaknya manusia? yang mempunyai impian dan cita-cita, yang lahir dan besar karena berbagai proses cinta - apakah engkau akhiri mereka dengan menjadikan mereka sebuah benda konkrit yang akan dibuang ketika masanya datang?

jangan lupa bahwa setiap "getih" yang engkau kucurkan meninggalkan jejak pada sang "perban", mari hentikan semua kebiasaan manfaat dan memanfaatkan ini sebelum roda dunia terus menerus menjadi saling membenci dan mendendam,

karena memanfaatkan cinta bukanlah peleburan seorang diri menuju sahaja, melainkan penghancuran dunia beserta isinya, yang dilakukan perlahan-lahan melalui penghancuran diri satu persatu tanpa kesadaran atau dengan penuh kesadaraan, menanam benih ketidakpercayaan dan menambah luka... membakar amarah dan menuai derita...

ia menghantarkan diri pada apa yang disebut dengan pesimis cinta, dan apabila terjadi secara masif, ia mampu menghentikan laju roda sejarah dunia... terhenti bagaikan waktu tanpa gerak jarum jam, dan mati bagaikan ruang tanpa iluminasi...

image was taken from: http://www.catalogs.com/blog/images/Band-aid.jpg

Jadilah Sahabat Bumi!

Apakah kita pernah tersadar dimanakah kita sekarang ini? Kita sebagai manusia hidup di Bumi mulai dari lahir, kecil, beranjak dewasa, sampai kita meninggal. Kita sangat berhutang budi pada Bumi, planet tempat tinggal kita yang tercinta ini.
Tetapi, berapa banyak kita telah mengotori Bumi, merusak Bumi, dan membuat Bumi ini menjadi tidak indah lagi? Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa perbuatan kita sangat merusak Bumi dan terkesan tidak berterima kasih pada Bumi yang telah berjasa banyak pada Bumi.
Oleh karena itu, kita harus mulai mengubah hidup kita agar perbuatan kita ini tidak lagi merusak Bumi. Tentunya kita adalah manusia yang tidak dapat melakukan semua hal. Jadi, kita cukup melakukan perbuatan yang dapat kita lakukan dan tidak perlu memaksakan diri. Jika kita hanya dapat berbuat hal-hal yang sederhana, ya kita lakukan hal sederhana tersebut. Jangan hanya karena hal sederhana yang bis kita lakukan, kita malu untuk melakukannya sehingga kita tidak melakukan apa-apa. Tetapi juga kita harus mengembangkan diri supaya bisa melakukan hal yang lebih besar lagi. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan.
Hal-hal kecil yang dapat kita lakukan misalnya adalah membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghematan listrik, menghemat Bahan Bakar Minyak dan masih banyak lagi.Mungkin kita sudah bosan dengan kata-kata "Buanglah Sampah Pada Tempatnya". Kita mendengar kata-kata itu sejak kita kecil sampai dewasa. Tetapi apakah kita sudah melakukan hal yang kita anggap sederhana tersebut? Mungkin ya, mungkin tidak. Kadang-kadang untuk sampah yang besar kita ingat, tetapi jika sampahnya kecil seperti sobekan kertas, plastik, atau bungkus snack, kita membuangnya begirtu saja. Jika kita ada di kelas, maka kita taruh sampah tersebut dikolong meja. jika ada diangkot maka ditaruh dibawah tempat duduk.
Hal itu tidak hanya dilakukan oleh anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Itu menandakan bahwa yang terpenting adalah kesadaran diri. Usia tidak berpengaruh pada sikap seseorang. Yang paling berpengaruh adalah kesadaran. Itu yang paling penting. Begitu juga dengan penggunaan listrik dan air. Kita selalu menganggap bahwa lebih banyak orang yang menngunakan air lebih banyak dari diri kita sendiri sehingga kita berpikir kalaupun kita menghemat, tetap saja tidak akan berguna. Itu adalah pemikiran yang salah. Jika semua orang berfikir itu, maka tidak akan ada yang berhemat bukan? Kita harus menanamkan pikiran segala sesuatu hal yang baik itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Jangan menunggu orang lain untuik berbuat hal kebaikan.
Oleh karena itu, maka untuk menjaga lingkungan kita ini, lingkungan Bumi kita yang tercinta ini, lakukanlah suatu hal yang kecil karena sesuatu yang besar itu tidak ada sebelum ada hal yang kecil. Jika hal kecil itu dilakukan oleh banyak orang, maka hal kecil itu akan menjadi hal yang besar. Jika seribu orang membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan, maka daerah tersebut akan menjadi bersih. Tetapi jika seribu orang membuang sampah sembarangan, maka tentunya daerah itu akan sangat kotor sekali.
Jadi, janganlah pernah meremehkan hal-hal kecil seperti menghemat listrik, menghemat air, menghemat BBM, atau membuang sampah pada tempatnya. Lakukan mulai dari diri sendiri lalu tularkanlah pada orang-orang disekitar anda. Jadilha sahabat Bumi dan cintailah Bumi ini. Semoga jika kita telah melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan, Bumi ini kembali indah, sejuk, segar dan udaranya nyaman sehingga ita semakin senang hidup di Bumi ini. JADILAH SAHABAT BUMI!